Selasa, 24 April 2012

Layaknya prajurit yang dikomando oleh seluruh atasannya, seluruh penghuni jagad raya yang telah mengerti pastinya akan memiliki jawaban seragam jika ditanya tentang satu hal berikut : Siapa manusia terbaik yang pernah terlahir di muka bumi dan layak kita jadikan teladan dalam hidup kita? Jawabannya adalah : Muhammad.
Ya, beliau yang telah ditinggal ayahanda tercinta saat masih dalam kandungan memang memiliki catatan istimewa yang tak akan tertandingi oleh manusia manapun. Jika kita membahas beliau sebagai seorang kepala negara, maka mari lihat bagaimana beliau telah membangun peradaban modern di kota Madinah yang secara geografi budaya memiliki banyak ras yang berbeda namun bersatu dalam satu konstitusi yang dikenal dengan piagam Madinah. 

Dari segi militer? Coba lihat berapa banyak perang yang telah dimenangkannya, dan berapa banyak strategi beliau yang dipakai dalam peperangan diadopsi oleh puluhan komandan militer dunia saat ini. Masih meragukan kapasitasnya sebagaientrepreneur sejati? Coba tengok karir bisnis beliau, bermodal kejujuran dan kecerdasan beliau tampil sebagai bisnisman terbaik di zamannya. Tak ada catatan yang pasti memang mengenai harta yang berhasil beliau kumpulkan saat itu. Namun jika sejenak melirik mahar yang beliau berikan ketika menyunting Khadijah sebagai istrinya, cukuplah mata kita tercengang melihat betapa suksesnya bisnis Rasulullah saat itu.
Lalu bagaimana dengan peran Rasulullah sebagai guru? Adakah pelajaran yang bisa kita tiru mengingat Dakwah yang diajarkan Rasul saat itu tidak mengenal sistem raport dan ijazah. Mari sejenak kita kondisikan hati dan pikiran kita, dan mari membuka mata hati dan pikiran kita serta membayangkan apa yang akan dilakukan Rasulullah seandainya beliau menjadi guru dan mengajar di dalam kelas.


1. Menggunakan Alat Peraga saat Mengajar
Diriwayatkan oleh Abu Daud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah, dari S.Ali bin Abi Tholib, beliau bertutur: “Rosululloh S.a.w mengambil (dan membawa) sutera di tangan kirinya, dan emas di tangan kanannya. Lalu kedua benda itu di angkat olehnya (agar para sahabat bisa melihatnya). Kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram bagi kaum laki-laki, tapi halal bagi kaum wanita.”
Di kesempatan lain, Nabi S.a.w mengambil sejumput bulu unta hasil rampasan perang, seraya menunjukkan bulu itu di tangannya, beliau bersabda : “Bagian (jatah) yang aku dapat dari harta rampasan ini, sama dengan yang kalian dapat. Awas! Jangan korupsi! Sebab sesungguhnya korupsi adalah kehinaan bagi pelakunya pada hari kiamat nanti.” (H.R.Ahmad). 

2. Memberikan visualisasi dengan Gambar saat mengajar
Abdullah bin mas’ud r.a. berkata : “Rasulullah saw. pernah membuat garis dengan tangannya.” Kemudian beliau berkata, “Ini adalah jalan Allah yang lurus.” Beliau membuat garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut. Lalu berkata, “Jalan ini tidak ada jalan lain selain jalannya setan yang menyeru untuk mengikuti jalannya.”
Beliau kemudian membacakan ayat, “Dan bahwa (yang Kami perintah) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.“ (Q.S. Al An’aam : 153)

3. Memberikan selingan dan senda gurau dengan elegant saat mengajar
Dicontohkan oleh Nabi S.a.w ketika ada nenek tua bertanya pada beliau, apakah dia masuk surga? Dengan bercanda Rasul S.a.w menjawab kalau di surga tidak ada nenek tua sepertinya. Tentu saja nenek itu terkejut dan bersedih (karena mengira bahwa dirinya tidak masuk surga), namun segera dijelaskan oleh beliau, bahwa orang yang masuk surga nanti semua menjadi muda belia kembali, jadi nenek tua itu akan kembali lagi menjadi gadis. Nenek itupun akhirnya tersenyum berseri-seri.

4. Memegang tangan atau pundak untuk menarik perhatian murid
Ibnu Mas’ud bercerita : “Rosululloh S.a.w mengajariku lafadz tahiyyat (seraya telapak tanganku ada dalam genggamannya) sebagaimana beliau mengajariku surat-surat dari Al-Qur’an”. (H.R. Bukhari-Muslim)



Dari Abdulloh bin Umar : “Rasululloh S.a.w memegang pundakku sembari bersabda : “Hendaknya kamu merasa hidup di dunia ini layaknya orang asing, atau pengembara, dan anggaplah dirimu selalu sebagai penduduk kuburan.” (H.R. Bukhori-Tirmidzi).
Abu Dzar Al-Ghifari bertanya tentang jika ada orang menunda-nunda sholat, Rosul S.a.w langsung menepuk paha Abu Dzar dan berkata : “Sholatlah pada waktunya”,(H.R.Muslim).

Sebagian tulisan di atas adalah sedikit yang bisa disampaikan dari sekian banyak yang dilakukan Rasulullah dalam mendidik sahabatnya. Hasilnya pun bisa kita ketahui bersama, ratusan bahkan ribuan sahabat berkualitas lahir dari tempaan langsung “sang guru peradaban” Muhammad SAW. Selamat berkarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar